Sugeng Rawuh

Update 22 - Mei - 2012

Kamis, 13 Mei 2010

Nyesel?

Seandainya kemaren itu... kalo aja waktu itu... coba dulu... ekspresi penyesalan yg merupakan khayalan yang memiliki tingkat imajinasi tinggi. Ngga heran kalo bisa digolongkan kedalam suatu sikap yang bersifat MISTIK! Udah kejadian terus mau gimana lagi? masa iya mau di ulang lagi... kalo mau di ulang2 terus, ngga mati2 doong...

Seorang teman berkata, kenapa harus sekarang? Kan kami belum A, belum B, kenapa ngga pas mau C atau D aja? Terus saran yang baik untuk dia, apa ya? Saya tampil dengan menawan dan gagah berani untuk menanggapi masalah tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah "kalo lu tanya gw, terus gw harus tanya siapa?" (Baidewei eniwei baswei, itu dalam hati saya saja, masa iya di jawab gitu..)

Tapi serius deh, dalam suatu hubungan, apa masih ada penyesalan? Bukannya suatu hubungan dijalanin dengan tingkat kewarasan di atas rata2 (kasmaran) orang normal biasa? Harusnya kan sadar betul apa yang sedang dikerjakan. Kenapa harus ada penyesalan? Pada saat salah satu pihak mangkir (dulu di kampus namanya wanprestasi) dari hubungan itu, terus timbul penyesalan. Penyesalan yang bersifat evaluasi terstruktur sampai evaluasi mistik.

Perlu ngga sih nyesel? Kebutuhan untuk nyesel itu seberapa penting? Apa yg di sesalin? Sangat sulit untuk mengerti apa tujuan dari penyesalan itu apabila terjadi suatu kehancuran dalam hubungan. Coba di liat lagi deh, buat apa nyesel?

Dengan segenap kesadaran jiwa yang masih tersisa.
Penyesalan ku adalah mengenal dia.

-By Lyan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar